Minggu, 11 Januari 2009

(kisah) Menasehati Majikan

Suatu ketika, sang majikan yang kaya raya itu ingin memakan sate kambing guling. Dia membeli 2 ekor kambing untuk disembelih oleh anak buahnya pak Lukman.

"Pak Lukman, tolong kamu sembelih kambing yang tadi saya beli, lalu kamu bawa kemari dua potong daging yang terbaik"

Pak Lukman pun taat memotong kambing pertama dan membawakan potongan Hati dan Lidah kambing.

"Pak Lukman, ada nggak yang lebih bagus dari hati dan lidah" tanya sang majikan

"nggak ada pak, dua potong inilah yang terbagus dari kambing itu" jawab Pak Lukman.

kemudian sang majikan memerintahkan kembali

"Kalo gitu, potonglah kambing satunya lagi dan berikan pada saya dua potong daging yang paling buruk dari kambing itu"

Pak Lukman lalu menyembelih kambingnya dan membawakan kepada majikannya potongan hati dan lidah.

" lho kok, kamu membawa potongan hati dan lidah juga" tanya sang Majikan

"dua potong daging inilah yang menentukan selamat atau celaka, baik atau buruknya perilaku makhluk Allah pak"
jawab Pak Lukman

Senin, 05 Januari 2009

(kisah)Pak Parman Ayah Idaman

Pak Parman Ayah Idaman

Beliau sangat sayang dan suka memberi nasehat kepada anak-anaknya.

Pak Parman Bekerja sebagai Supir pribadi di sebuah rumah di Pondok Indah yang memiliki 2 pembantu dan 2 satpam, setiap habis shalat subuh Pak Parman mencuci dan menyiapkan Mercedes Benz, tak jauh dari Pos satpam rumah.

Ketika itu Sang Majikan sedang mengerjakan hobinya, yaitu meminum Bir sampai mabuk bersama teman temannya, bahkan pernah kalah taruhan bisa disebut gila, "barang siapa meminum bir paling sedikit maka dia Kalah dan harus meminum air Danau UI sampai habis".

Ketika teman-temannya mulai menyalakan mesin mobil untuk mengajak ke Danau UI Depok, sang majikan sadar dari mabuknya dan berfikir betapa bahaya dan tak masuk akal bisa meminum air Danau sampai habis. Ia bingung bagaimana caranya agar bisa menghindari atau bebas dari taruhan tersebut.

Sang Majikan akhirnya memanggil sang supir :

"Pak Parman, bagaimana saya bisa bebas dari taruhan gila ini"

bersambung... Ngajar dulu

(kisah)Pak Parman Ayah Idaman

Pak Parman Ayah Idaman

Beliau sangat sayang dan suka memberi nasehat kepada anak-anaknya.

Pak Parman Bekerja sebagai Supir pribadi di sebuah rumah di Pondok Indah yang memiliki 2 pembantu dan 2 satpam, setiap habis shalat subuh Pak Parman mencuci dan menyiapkan Mercedes Benz, tak jauh dari Pos satpam rumah.

Ketika itu Sang Majikan sedang mengerjakan hobinya, yaitu meminum Bir sampai mabuk bersama teman temannya, bahkan pernah kalah taruhan bisa disebut gila, "barang siapa meminum bir paling sedikit maka dia Kalah dan harus meminum air Danau UI sampai habis".

Ketika teman-temannya mulai menyalakan mesin mobil untuk mengajak ke Danau UI Depok, sang majikan sadar dari mabuknya dan berfikir betapa bahaya dan tak masuk akal bisa meminum air Danau sampai habis. Ia bingung bagaimana caranya agar bisa menghindari atau bebas dari taruhan tersebut.

Sang Majikan akhirnya memanggil sang supir :

"Pak Parman, bagaimana saya bisa bebas dari taruhan gila ini"

bersambung... Ngajar dulu

Minggu, 04 Januari 2009

(kisah) Pak Salman Pemimpin Masa Depan

Ditulis Mr.Oleh Ayahara.
Kisah Ini Bisa Terjadi Di Masa Kini,

Asalkan seperti Pak Salman yang mau meniru Nabi, para sahabat dan ulama pewaris nabi.

Pak Salman menang pilkada terpilih sebagai walikota yang merangkap bekerja sebagai peternak ikan lele.

Sebelumnya pak Salman rajin mengikuti pengajian rutin dengan niat ibadah menambah ilmu di sebuah jamaah pengajian rutin yang tidak mengharamkan dunia politik.

Karena rajinnya mengkuti kegiatan jamaah. Maka tak disangka dirinya terpilih menjadi calon walikota dalam sebuah Pilkada. Dan tak disangka-sangka bisa menang atas Izin Allah dan kerja sama yang solid dari tim suksesnya.

Kini Pak Salman mendapat dua penghasilan yaitu dari hasil penjualan ternak Lele di halaman rumahnya dan penghasilan dari gaji sebagai walikota.

Akibatnya,
Beliau menjadi punya kesempatan hidup bergelimang kemewahan, pulang pergi bisa dikawal Polisi Patwal. tetapi dirinya tidak mau bermewah-mewah. Pak Salman tak mau mengambil satu rupiahpun dari gajinya sebagai walikota.

Sehingga,
Uang Gajinya menjadi sering habis untuk kegiatan-kegiatan sosial, menyumbang anak yatim, menambal jalan-jalan berlubang , menumbang sekolah yang rusak dan lain-lain sesuai keadaan yang dilaporkan anak buahnya atau keadaan yang ditemuinya Langsung.

Suatu ketika, pak Salman ingin berbelanja dapur ke pasar, untuk mengindari pengawalan dan pujian yang berlebihan dari rakyatnya, Pak Salman terpaksa menyamar menjadi orang biasa berpakaian sederhana, berkacamata bening, memakai sendal Jepit, Pak Salman pergi ke pasar berjalan kaki tanpa pengawalan polisi, beberapa ratus meter menuju pasar, beliau bertemua seorang laki-laki dari kota lain yang baru pulang berbelanja sedang berjalan memikul barang bawaan sepertinya untuk dijual lagi. barang bawaan dua karung plastik yang lumayan berat yang membuat lelaki itu kelelahan.

Karena dia melihat pak Salman yang berpakaian sederhana, lalu lelaki itu memanggilnya

"pak. ..tolong bawakan barang ini sampai angkot 03 itu ya pak, nanti saya kasih upah"

Pak salman menurut saja, dia memikul salah satu karung tersebut ke punggungnya dan mereka berjalan bersama sama. di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan rombongan orang. Lalu rombongan itu berhenti dan mengucapkan salam "assalamu'alaykum".

Lalu lelaki dan pak salman menjawab Salam "waalaykumussalam wr. Wb"

rupanya, salah seorang lelaki dari rombongan itu mengenali suara Pak Salman dan bergegas mendekati Pak salman yang saat itu memakai topi.

orang itu menatap serius wajah Pak Salman sambil berkata "eh pak salman ya...., biar saya yang bawakan pak, waduh masak Bapak walikota mau repot-repot membawa barang berat begini"

Pak Salman menolak,
Lelaki si pemilik barang tersentak kaget, dia baru sadar bahwa orang yang membantunya membawakan barang ialah Pak Salman ST sang walikota yang terkenal dermawan itu.

lelaki itu menjadi salah tingkah dan berusaha terus menerus meminta maaf atas kelancangannya dan mencoba menarik karung yang sedang dipikul pak salman.

tetapi Pak Salman menjawab "tidak usah, sebelum ku antarkan sampai angkot 03 itu" sambil tersenyum...

Subhanallah... Kok ada walikota yang begitu ujar lelaki itu yang baru saja mengucek-ucek matanya selesai bangun tidur.
@@@

kisah di atas hanya rekaan yang suatu saat bisa saja terjadi, bila ada kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan belaka